Untuk orang terkasih yang selalu memberi pelangi di setiap hari..
Aku sadar aku bukan
siapa – siapa yang mampu membuatmu menyayangiku. Tapi paling tidak, aku
sudah mulai merasakan itu. Aku bangga pernah kenal dekat denganmu dan
hatimu. Walau dengan waktu yang teramat singkat kudapatkan itu. Tapi aku
yakin, dalam kesendirianku nanti, aku akan tetap mengenang rasa itu.
Rasa yang membuatku mampu kembali merasa hidup dan bahagia saat penyakit
– penyakit itu masih bersarang di tubuh ini.
Untuk orang terkasih yang selalu memberi tawa di setiap hari..
Aku memang lemah,
bahkan sangat lemah. Entah apa yang ada di otak ini hingga membuat aku
rapuh. Sejak kehadiranmu, aku mulai merasakan bahwa ternyata masih ada
orang yang menyayangiku, yang takkan pernah meninggalkanku dalam
kesendirian, yang akan selalu mengajakku berbincang tentang indahnya
masa depan. Seluruh syukur kupanjatkan padaNya sebagai penciptamu,
begitu indah beliau menciptakan dirimu dan mengantarkanmu menemuiku.
Untuk orang terkasih yang sudah menemaniku menyusun mimpi..
Aku tlah
menggantungkan asaku di bahumu dan banyak berharap padamu. Kita
seringkali membahas apa yang akan kita lakukan kelak nanti jika hidup
bersama, sebuah liburan yang menyenangkan salah satunya. Laut, gunung,
hewan peliharaan adalah kata - kata yang membuatku melamun lalu
tersenyum. Kau tahu apa yang ada di benakku tiap kali kau berkata “aku lapar”
? Rasanya ingin segera menuju ke dapur dan membuat masakan terbaik yang
aku bisa. Kau tahu apa yang ada di benakku tiap kali kau berkata “aku sakit” ? Rasanya menyesal mengapa aku tak ada disana dan membuatkan secangkir teh jahe hangat, dan menemanimu beristirahat.
Untuk orang terkasih yang selalu memberi tanya dihati..
Aku mulai merasakan
rindu dan cemburu di tengah – tengah perjalanan kita. Kata orang itu
manusiawi, namun bagiku begitu egois karena aku menyadari siapa aku di
depanmu. Tak bisa kupungkiri bahwa aku tak mau hatimu tersentuh yang
lainnya. Aku mau hanya aku yang ada disana. Hanya aku yang menguasainya.
Tapi apa daya, aku bukan siapa – siapa. Aku ingin sekali memahamimu
sepenuhnya. Mengetahui isi hatimu. Namun aku tetaplah manusia, yang tak
mampu mengukur dan mengetahui isi hati orang lain. Aku hanya mampu
melihat dari sikapmu bahwa ternyata bukan hanya aku dihatimu..
Untuk orang terkasih yang (mungkin) masih ragu padaku..
Aku memang tak
sempurna, hanya ini yang aku bisa. Menyayangimu, memperhatikanmu, dan
menunggumu. Aku selalu ingin melakukan yang terbaik sebagai pembuktian
bahwa aku ada disini bukan sia – sia. Aku selalu ingin berbagi waktu,
rasa, dan asa denganmu. Aku rasa kau sudah melihat bahwa aku tak pernah
main – main dengan segala perkataanku. Dan sudah kutunjukkan padamu
bagaimana aku mengabaikan mereka untuk tetap berjalan dengamu. Namun
rasanya keraguanmu jauh lebih besar dari usahaku membuatmu percaya.
Untuk orang terkasih yang sebentar lagi akan ku tinggalkan..
Aku tak mau
menciptakan kebimbangan di hatimu, karena semakin lama aku butuh sesuatu
yang kau tahu apa itu. Tapi sepertinya kau masih enggan memberikannya
padaku entah karena pertimbangan apa. Tapi aku yakin itu yang terbaik
buat kita. Aku enggan membuatmu tertekan dengan permintaanku. “aku ingin kau nyaman di dekatku”
itu yang selalu aku ucapkan. Aku selalu berusaha membuktikan apa yang
aku katakan walaupun aku harus bersusah payah menciptakannya.
Sekarang, aku ingin
membuatmu lebih bahagia dari sebelumnya. Aku tak ingin lagi membuatmu
mencari – cari alasan mengapa kau gantung ini semua. Aku ikhlaskan
perasaanku demi ketenanganmu. Agar kau temukan kebahagiaan sejatimu.
Sayang, jika aku
sempat melontarkan kata – kata yang membuatmu tersakiti saat aku marah
atau cemburu aku mohon dibukakan pintu maaf. Sesungguhnya aku hanya
ingin kau memahami bahwa aku yang ada disini, bukan dia atau mereka.
Jaga dirimu, keinginan untuk bersamamu akan kukubur bersama senyuman pertama dan terakhirmu hari itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar