Social Icons

Senin, 10 Desember 2012

Untuk Orang yang Kukasihi, Aku Undur Diri

Untuk orang terkasih yang selalu memberi pelangi di setiap hari..
Aku sadar aku bukan siapa – siapa yang mampu membuatmu menyayangiku. Tapi paling tidak, aku sudah mulai merasakan itu. Aku bangga pernah kenal dekat denganmu dan hatimu. Walau dengan waktu yang teramat singkat kudapatkan itu. Tapi aku yakin, dalam kesendirianku nanti, aku akan tetap mengenang rasa itu. Rasa yang membuatku mampu kembali merasa hidup dan bahagia saat penyakit – penyakit itu masih bersarang di tubuh ini.
Untuk orang terkasih yang selalu memberi tawa di setiap hari..
Aku memang lemah, bahkan sangat lemah. Entah apa yang ada di otak ini hingga membuat aku rapuh. Sejak kehadiranmu, aku mulai merasakan bahwa ternyata masih ada orang yang menyayangiku, yang takkan pernah meninggalkanku dalam kesendirian, yang akan selalu mengajakku berbincang tentang indahnya masa depan. Seluruh syukur kupanjatkan padaNya sebagai penciptamu, begitu indah beliau menciptakan dirimu dan mengantarkanmu menemuiku.
Untuk orang terkasih yang sudah menemaniku menyusun mimpi..
Aku tlah menggantungkan asaku di bahumu dan banyak berharap padamu. Kita seringkali membahas apa yang akan kita lakukan kelak nanti jika hidup bersama, sebuah liburan yang menyenangkan salah satunya. Laut, gunung, hewan peliharaan adalah kata - kata yang membuatku melamun lalu tersenyum.  Kau tahu apa yang ada di benakku tiap kali kau berkata “aku lapar” ? Rasanya ingin segera menuju ke dapur dan membuat masakan terbaik yang aku bisa.  Kau tahu apa yang ada di benakku tiap kali kau berkata “aku sakit” ? Rasanya menyesal mengapa aku tak ada disana dan membuatkan secangkir teh jahe hangat, dan menemanimu beristirahat.
Untuk orang terkasih yang selalu memberi tanya dihati..
Aku mulai merasakan rindu dan cemburu di tengah – tengah perjalanan kita. Kata orang itu manusiawi, namun bagiku begitu egois karena aku menyadari siapa aku di depanmu. Tak bisa kupungkiri bahwa aku tak mau hatimu tersentuh yang lainnya. Aku mau hanya aku yang ada disana. Hanya aku yang menguasainya. Tapi apa daya, aku bukan siapa – siapa. Aku ingin sekali memahamimu sepenuhnya. Mengetahui isi hatimu. Namun aku tetaplah manusia, yang tak mampu mengukur dan mengetahui isi hati orang lain. Aku hanya mampu melihat dari sikapmu bahwa ternyata bukan hanya aku dihatimu..
Untuk orang terkasih yang (mungkin) masih ragu padaku..
Aku memang tak sempurna, hanya ini yang aku bisa. Menyayangimu, memperhatikanmu, dan menunggumu. Aku selalu ingin melakukan yang terbaik sebagai pembuktian bahwa aku ada disini bukan sia – sia. Aku selalu ingin berbagi waktu, rasa, dan asa denganmu. Aku rasa kau sudah melihat bahwa aku tak pernah main – main dengan segala perkataanku. Dan sudah kutunjukkan padamu bagaimana aku mengabaikan mereka untuk tetap berjalan dengamu. Namun rasanya keraguanmu jauh lebih besar dari usahaku membuatmu percaya.
Untuk orang terkasih yang sebentar lagi akan ku tinggalkan..
Aku tak mau menciptakan kebimbangan di hatimu, karena semakin lama aku butuh sesuatu yang kau tahu apa itu. Tapi sepertinya kau masih enggan memberikannya padaku entah karena pertimbangan apa. Tapi aku yakin itu yang terbaik buat kita. Aku enggan membuatmu tertekan dengan permintaanku. “aku ingin kau nyaman di dekatku” itu yang selalu aku ucapkan. Aku selalu berusaha membuktikan apa yang aku katakan walaupun aku harus bersusah payah menciptakannya.
Sekarang, aku ingin membuatmu lebih bahagia dari sebelumnya. Aku tak ingin lagi membuatmu mencari – cari alasan mengapa kau gantung ini semua. Aku ikhlaskan perasaanku demi ketenanganmu. Agar kau temukan kebahagiaan sejatimu.
Sayang, jika aku sempat melontarkan kata – kata yang membuatmu tersakiti saat aku marah atau cemburu aku mohon dibukakan pintu maaf. Sesungguhnya aku hanya ingin kau memahami bahwa aku yang ada disini, bukan dia atau mereka.
Jaga dirimu, keinginan untuk bersamamu akan kukubur bersama senyuman pertama dan terakhirmu hari itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar